Sekilas Mengenai Progresi Akor, Bukan Sekedar Rumus Musik
Beberapa unsur dalam menciptakan sebuah lagu, salah satu nya adalah progresi akor.
Agar bisa menjadi sebuah akor yang "tonal", nada2 yang dimainkan secara
dalam harmoni harus dalam interval yang "pas".
Interval sendiri adalah jarak antara nada yang satu dengan nada yang lainnya.
Jarak ini diukur dengan satuan tones dan semitones.
Kalo gue jelasin tentang dua hal tersebut secara detail kalian pasti bakalan enek, karena penjelasannya benar-benar matematis.
Kalo gue jelasin tentang dua hal tersebut secara detail kalian pasti bakalan enek, karena penjelasannya benar-benar matematis.
Begini penjelasan sederhananya, jika kalian memiliki piano, perhatikan tuts nya, terdapat dua jenis tuts yaitu tuts hitam dan tuts putih.
Anggap lah kita berpatokan kepada nada C tengah di piano.
Jika kita menekan nada C dan tuts hitam yang berada di sebelah nada C (nada C#), maka jarak itu dihitung sebagai satu semitones.
Sedangkan kalo kita menekan nada C dan nada D (tuts putih disebelah nada C), maka jarak itu dihitung sebagai satu tones atau dua semitones.
Progresi akor sendiri ga bisa lepas kaitannya dengan interval tangga nada dan akor itu sendiri.
Definisi sederhana dari sebuah akor adalah gabungan dari beberapa nada yang dimainkan secara bersamaan, sehingga menghasilkan harmoni.
Berikut ini adalah interval2 tersebut:
Nama jarak dalam interval (ukuran yang tertulis dalam satuan semitones)
Under Construction
Akor
Seperti yang dijelaskan dalam tabel tersebut, maka setiap interval jika dimainkan secara bersamaan akan menghasilkan dua nuansa yang berbeda, yaitu konsonan dan dissonan.
Jika dilihat dari tabel tersebut, misalnya jika ingin menghasilkan akor mayor dari C maka harus memainkan nada C(root), E(major third), dan G(Prefect Fifth)
Jika kita merangkai akor berdasarkan rumusan di atas, maka jika kita menyusun akor dari tangga nada C maka tingkatan akor yang didapat adalah:
Jika kita merangkai akor berdasarkan rumusan di atas, maka jika kita menyusun akor dari tangga nada C maka tingkatan akor yang didapat adalah:
1. Akor C mayor (C-E-G atau 1-3-5), merupakan tingkatan akor tonika (I).
2. Akor D minor (D-F-A atau 2-4-6), merupakan tingkatan akor super tonika (ii).
3. Akor E minor (E-G-B atau 3-5-7), merupakan tingakatan akor median(iii).
4. Akor F mayor (F-A-C atau 4-6-'1), merupakan tingkatan akor subdominan(IV).
5. Akor G mayor (G-B-D atau 5-7-'2), merupakan tingkatan akor dominan(V).
6. Akor A minor (A-C-E atau 6-'1-'3), merupakan tingkatan akor submedian(vi).
7. Akor B diminis (B-D-F atau 7-'2-'4), merupakan tingkatan akor leading tone/subtonika(viio).
Jika diperhatikan, jarak antara nada tersebut memiliki kesamaan yaitu berselang satu nada diantaranya (Simetris).
Baca Juga: Membuat Lagu, Pake Teori atau Feeling?
"Kualitas" Akor
Oh ya, gue seharusnya menjelaskan jenis akor berdasarkan 'kualitasnya'.
Di dalam susunan akor tadi, gue menyebutkan mayor dan minor.
Berdasarkan 'kualitas' nya, akor biasanya terbagi dalam 4 jenis utama, yaitu mayor, minor, diminis, dan augmented.
Akor mayor memiliki jarak interval tones masing-masing 2- 1 1/2. Akor ini memiliki nuansa umumnya ceria dan dominan.
Akor minor memiliki jarak interval tones masing-masing 1 1/2 - 2. Akor ini memiliki nuansa sedih dan meredup.
Akor diminis memiliki jarak interval tones masing-masing 1 1/2-1 1/2. Akor ini memiliki nuansa miris dan serasa sepert ada nada yang kurang.
Akor augmented memiliki jarak interval tones masing-masing 2-2. Akor ini memiliki nuansa janggal dan serasa ada nada yang berlebih.
Sekarang kita sudah lebih paham tentang 'kualitas' yang ada di dalam setiap akor.
Kadens, "Pungtuasi" dalam Musik
Penggunaan di dalam setiap akor itu sendiri tidak bisa asal-asalan.
Anggaplah progresi akor itu adalah sebuah 'kalimat', maka setiap awal 'kalimat' harus diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Maka di dalam progresi akor, harus diawali dengan akor I dan diakhiri dengan akor I juga.
Di dalam setiap kalimat juga tanda pungtuasi lainya yaitu koma, yaitu sebagai pemisah bagian didalam kalimat.
Di dalam progresi akor juga ada semacam tanda 'koma', yaitu akor IV dan V.
Akor I, IV, dan V merupakan akor standar yang pasti bisa 'nyambung' sama semua lagu.
Dalam sebuah progresi akor terdapat semacam 'hukum' bernama kadensa.
Kadens berarti alur akor yang sudah pasti di dalam sebuah akhir kalimat dalam lagu, dan bersifat resolutif.
Macam-macam dari kadens yang umum terjadi di dalam progresi akor dalam karya musik termasuk lagu pop antara lain:
1. Kadens otentik
Sebuah progresi akor dimana nuansa "selesai" nya sangat terasa, progresi akor nya berupa V-I
Kadens penuh
2. Kadens separuh
Progresi akor yang nuansanya seperti masih menggantung atau belum "selesai" sepenuhnya, berupa I-V atau ii-V atau dari akor mana saja yang berakhir di akor V.
Kadens separuh (half cadence)
3.Kadens Plagal
Progresi akor yang nuansa nya bisa "selesai" tetapi tidak terlalu tegas. Di dalam musik gereja progresi akor ini biasanya digunakan untuk mengiringi kata "amen" pada akhir sebuah pujian.
Biasanya berupa akor IV-I atau IV-iv-I.
Sedangkan akor ii, vi, dan vii biasanya menjadi akor jembatan di dalam lagu, tergantung dari pergerakan nadanya.
Untuk prakteknya? silahkan kalian praktekin sendiri, karena bagaimana pun seseorang bisa "peka" dengan progresi akor tidak hanya karena paham teori, tetapi juga bisa merasakan pergerakan nada di dalam sebuah lagu.
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip
makasih kak sudah membantu
ReplyDeletePaket internet axis
betmatik
ReplyDeletekralbet
betpark
tipobet
slot siteleri
kibris bahis siteleri
poker siteleri
bonus veren siteler
mobil ödeme bahis
5PMWU
bahis siteleri
ReplyDeletehttps://bahissiteleri.io
betboo
onwin
mobilbahis
7ZQL2F
ReplyDeleteشركة تنظيف ببقيق
شركة تنظيف
Cool and I have a dandy proposal: Whole House Renovation Cost Calculator Canada house renovation companies
ReplyDelete