Antara Jakarta-Palembang dan Incheon: Nasionalisme dalam Musik pada Asian Games 2018
Ilustrasi (sumber:pexels.com) |
Acara
pembukaan Asian Games yang berlangsung di Gelora Bung Karno pada tanggal 18
Agustus 2018 menuai banyak pujian.
Selain karena adanya aksi presiden Joko
Widodo yang beratraksi dengan motor
yang besar, penyajian acaranya terbilang megah dan spektakuler.
Acara ini
melibatkan banyak seniman dan digawangi oleh beberapa orang yang memiliki reputasi
tinggi, seperti Wishnutama sebagai creative
director.
Di bagian musik sendiri digawangi oleh Addi M.S. dan Ronald
Steven yang reputasinya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
Lagu-lagu yang
ditampilkan kebanyakan adalah lagu-lagu daerah yang cukup terkenal seperti Sigulempong, Manuk Dadali, Apuse, dll.
Selain itu ada juga yang bukan lagu daerah tetapi bertema keindonesiaan seperti
lagu Zamrud Khatulistiwa.
Asian
Games juga menelurkan sebuah album musik yang berisi berbaga lagu baru tentang
perhelatan olahraga se-Asia ini.
Salah satu lagu yang menjadi “soundtrack” utama dalam perhelatan ini adalah
lagu Meraih Bintang. Lagu ini
dinyanyikan oleh Via Vallen dan
merupakan ciptaan dari Pay dan Rastamanis.
Semua pengerjaan dalam album musik
ini dilakukan oleh orang Indonesia (diproduseri oleh Abdee Negara, gitaris grup
musik Slank) dan sebagian besar lagu-lagu dalam album ini berbahasa Indonesia.
Materi musiknya sebagian besar merupakan musik Barat khas kekinian dengan
dimasuki beberapa unsur yang berasal dari musik Tradisi Indonesia.
Nasionalisme dan Asian Games
Asian
Games 2018 menjadi pertaruhan martabat bagi bangsa Indonesia.
Hal ini
dikarenakan pesta olahraga ini merupakan yang terbesar kedua di dunia setelah
olimpiade sehingga hampir semua mata dunia tertuju kepada Indonesia.
Karya
musik yang dibuat berkaitan dengan perhelatan ini pun sangat menonjolkan
identitasi mengenai Indonesia.
Identitas itupun diangkat dalam berbagai aspek
dalam karya, baik itu dalam segi musikal maupun dari segi lirik.
Seperti yang dikatakan pada web resmi Asian Games 2018, konsep
artistik dan koreografi dalam upacara pembukaan Asian Games 2018 yang diusung
sedemikian rupa sehingga sangat menonjolkan karakter alam dan budaya Indonesia.
Penggunaan lagu-lagu yang menggambarkan tentang Indonesia sangat cocok
digunakan.
Karakter musik yang mencampurkan instrumen musik tradisi dan modern
membuat sajian musiknya sangat epik.
Hal ini agak berbeda dengan pembukaan
Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Biarpun terdapat pula beberapa lagu
tradisi Korea atau lagu baru yang senafas dengan tema acara, terdapat beberapa
K-Pop seperti Gangnam Style yang dibawakan oleh PSY.
Lagu-lagu tersebut
tentu saja tidak selaras dengan tema acara secara keseluruhan dan membuat
beberapa bagian acara seperti konser musik biasa.
Album
musik resmi Asian Games 2018 memiliki konsep yang berbeda dibandingkan dengan
album musik resmi Asian Games 2014.
Materi lagu dalam kedua album tersebut
masih mengusung tema yang sama, yaitu tentang persatuan, persahabatan,
perjuangan, dan kemenangan.
Biarpun begitu album musik resmi Asian Games 2014
terdiri dari berbagai lagu yang dibawakan dari musisi mancanegara.
Bahkan lagu
seperti We Are The Champion dari grup
musik Queen menjadi bagian dari album tersebut.
Di dalam album ini tidak ada
unsur musik tradisi Korea yang dimasukkan (bahkan hanya ada satu lagu dari musisi
Korea Selatan).
Hal ini berbeda dengan album musik resmi Asian Games 2018 yang
sangat menonjolkan unsur musik tradisi Indonesia biarpun dikemas dengan musik
kekinian.
Antara Musik dan Nasionalisme
Nasionalisme
sendiri terlahir dari berbagai aspek.
Anthony D. Smith dalam buku National Identity menjelaskan bahwa
identitas nasional terbentuk dari kesamaan sejarah, budaya, ikatan politis
& wilayah, serta ekonomi.
Hal-hal tersebutlah yang mengikat sekumpulan orang
menjadi suatu bangsa dan memunculkan semangat kebangsaannya.
Penonjolan
semangat tersebut dalam karya musik bukanlah hal yang baru.
Menurut buku Sejarah Musik dari Rhoderick J. McNeill,
nasionalisme dalam musik barat mulai muncul pada era romantik akhir sebagai
buah dari pergolakkan politik di Eropa.
Salah satu karya yang bisa menjadi
contoh adalah Finlandia karya komposer
Jean Sibelius.
Karya ini sebagai wujud identitas nasional rakyat Finlandia
ketika berada mereka menjadi bagian dari kekaisaran Rusia.
Pencuatan semangat
nasionalisme itu disisipkan melalui penggunaan ciri khas musikal yang dimiliki
dalam musik rakyat Finlandia.
Adanya
unsur musik tradisi dan semangat kebangsaan Indonesia sebagai pendukung Asian
Games 2018 adalah satu dari sekian usaha untuk mencuatkan semangat
nasionalisme.
Pengukuhan identitas nasional bertujuan sebagai pernyataan ke
seluruh Dunia (khususnya Asia) tentang kekokohan dan ketangguhan budaya bangsa
Indonesia.
Namun jangan sampai Nasionalisme hanya sekedar menjadi penyedap agar sebuah ajang memiliki kesan dramatis, seperti yang dibahas pada tirto.id mengenai lagu-lagu bertema nasional pasca-kemerdekaan.
Pernyataan identitas nasional pada konteks ini terlihat dari dipakainya berbagai
elemen musik yang menggambarkan budaya Indonesia, baik itu dari pemilihan lagu,
konsep musik, pembuatan lirik, tangga nada, dan instrumentasi.
Musik menjadi
berparalel dalam suatu momen serta menciptakan efek tertentu, dalam hal ini
adalah Asian Games 2018.
Hasilnya diharapkan mampu menjadi sarana penguatan kembali
semangat dan kebanggaan bangsa Indonesia atas negerinya sendiri, ditengah arus politik yang semakin pragmatis akan kepentingan sendiri..
Casino Apps – How to Download, Install and Install the iPhone
ReplyDeleteBetRivers Casino 파주 출장샵 is a 출장안마 new casino app for iPhone, iPad, and iPod touch that was developed 안양 출장마사지 in 2017. We're still 영주 출장샵 unsure if it's the best 경주 출장마사지