Bendera-Cokelat:: Semangat Kemerdekaan Era 2000-an

Ilsutrasi (pexels.com)

Masih dalam nuansa perayaan 74 Tahun Indonesia merdeka, saya akan membahas sebuah lagu “agak baru” tapi sangat terkenal dan nasionalis. 

Lagu tersebut adalah Bendera dari grup musik Cokelat. 

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa pada awalnya lagu ini merupakan soundtrack sebuah film. 

Menurut artikel yang ditulis dalam situs apabedanya.com, lagu ciptaan Erros Chandra ini ditujukan untuk film Bendera yang disutradarai oleh Nan Achnas pada tahun 2002. 

Setelah itu, Cokelat memutuskan untuk memasukkan lagu Bendera dalam repackage album Rasa Baru milik mereka. 

Lagu ini kemudian menjadi hits dan banyak disukai orang terutama menjelang peringatan ulang tahun kemerdekaan Indonesia. 

Menurut artikel yang ditulis di kapanlagi.com, lagu ini direkam ulang dan dirilis dalam album Untukmu Indonesiaku

Album ini pun dihargai oleh majalah Rolling Stone untuk masuk dalam daftar 150 album terbaik versi majalah tersebut. 

Album tersebut juga diisi oleh lagu-lagu ciptaan orang lain yang bernuansa nasionalisme. 

Lagu-lagu tersebut antara lain Syukur, Satu Nusa Satu Bangsa, Hari Merdeka, dll. 

Menurut artikel yang ditulis oleh Carry Nadeak, pada awalnya Cokelat sedikit mendapat cibiran karena membawakan lagu yang bukan ciptaan mereka. 

Namun Cokelat tidak ragu untuk mengangkat lagu Bendera  sebagai bagian dari karya. 

Hasilnya pun menjadi sangat mencengangkan dan menuai banyak pujian.


Tipikal Lagu Pop Rock era 2000-an


Karena lagu ini memiliki dua versi yang dirilis oleh band yang sama, maka saya akan menganalisa dan mengkritis kekurangan dan kelebihan dari kedua versi tersebut. 

Saya akan membahas terlebih dahulu kekurangan lagu Bendera versi tahun 2002. 

Versi lagu ini sangat tipikal dengan pop rock Indonesia di jamannya. 

Tidak ada tendensi dinamika yang menarik dalam lagu ini. 

Bentuk lagunya pun kelewat umum (intro, verse 1, interlude, bridge, refrain, dst). 

Karakter gitar yang terdapat pada versi lagu ini terlalu lembut. 

Mungkin “kelembutan” gitar inilah yan membuat dinamika lagu ini tidak terasa “gahar” dengan musik pop rock seangkatannnya. 

Bagian transisi antara bagian refrain kedua dan interlude setelahnya terasa dipaksakan dan janggal.

Pada transisi tersebut, Erwin memainkan sebuah power chord setelah prolongation pada akhir refrain tersebut. 

Tiba-tiba saat masuk ke bagian interlude, power chord tiba-tiba hilang secara mendadak. 

Iringan berikutnya tiba-tiba terganti oleh iringan arpegio gitar dalam akor IV pada register tinggi.

Suara Bass Terlalu “Empuk’?


Berikutnya saya akan membahas tentang kekurangan lagu Bendera versi tahun 2006. 

Suara bass terdengar terlalu “empuk” sehingga tidak sesuai dengan kegaharan dari gitar Ernest yang sudah terdengar gahar. 

Seharusnya Ronny menggunakan bass bertipe percision atau menggunakan posisi petik lebih mendekati ke arah neck

“Keempukan” inilah yang membuat filler bass yang dibuat Ronny di beberapa transisi antar bagian lagu terasa melempem. 

Dari segi bentuk lagu tidak banyak perubahan yang berarti. 

Perbedaan dari segi bentuk dengan versi sebelumnya adalah intro lagu yang lebih panjang dan variatif. 

Bagian vokal yang diisi oleh Kikan tidak banyak mengalami perubahan. 

Perbedaan bagian vokal dibandingkan dengan versi sebelumnya hanyalah dari segi kualitas rekaman. 

Seharusnya Kikan bisa lebih berani untuk mengembangkan bagiannya. 

Pengembangan yang mungkin bisa dilakukan oleh Kikan adalah dengan 
merubah melodi vokal secara kontras pada pengulangan refrain.

Catchy nan Nasionalis



Sekarang saya akan membahas tentang kelebihan dari lagu Bendera versi tahun 2002. 

Bentuk lagu ini terbilang sederhana seperti musik pop rock pada masanya. 

Selain itu melodi lagu ciptaan Erros ini sangat catchy dan sederhana.

Aransemen yang dibuat oleh Cokelat pun sangat sederhana dan enak. 

Riff yang diisi oleh Ernest terasa enak didengar dan tidak berlebihan. 

Riff tersebut sangat khas sehingga orang-orang dengan mudah mengenali riff tersebut. 

Bunyi semacam sitar yang terdengar pada bagian interlude setelah refrain kedua menambah kesan tenang dan manis sebagai sebuah transisi.

Semakin Baik dari Rasa Baru


Berikutnya saya akan membahas tentang kelebihan dari lagu Bendera versi tahun 2006. 

Intro tambahan yang terdapa versi ini menambah kesan awal yang gahar. 

Style intro antara bagian awal yang tambahan terdengar seperti hard rock

Biarpun style antara intro awal tambahan dan intro yang asli berbeda, tetapi tidak terasa timpang. 

Bagian rhythm dengan power chordnya (baik saat verse maupun refrain) lebih tebal dibandingkan versi sebelumnya. 

Di dalam versi ini juga terdapat variasi riff yang lebih banyak dibanding versi sebelumnya. 

Biarpun begitu riff khas lagu Bendera dari versi sebelumnya tidak hilang. 

Selain itu, “kerancuan” transisi antara refrain kedua dan interlude sudah “diperbaiki” oleh mereka. 

Dinamika pada bagian tersebut menjadi lebih halus tetapi tidak kehilangan kegaharannya.

“...teruslah kau berkibar”


Secara keseluruhan, versi tahun 2006 sedikit lebih baik dari pada versi tahun 2002. 

Hal ini karena kualitas rekaman yang lebih baik serta kualitas olahan aransemen yang juga lebih baik. 

Biarpun begitu tidak bisa dikatakan bahwa versi tahun 2002 tidak bagus. 

Kedua versi ini sama-sama bisa dianggap sebagai salah dua karya terbaik yang dimiliki oleh Cokelat. 

Tidak mengherankan jika nanti di masa depan, lagu ini akan menjadi lagu “wajib” yang selalu memacu naisonalisme kita. 

Hasil ini menurut saya juga cukup mencengangkan karena sebagian besar karya dari Cokelat adalah lagu-lagu bernuansa cinta. 

Saya pribadi sungguh menyayangkan banyak sosok dari lagu ini sudah bukan lagi menjadi bagian dari Cokelat. 

Biarpun begitu, saya tetap mengharapkan karya-karya terbaik dari Cokelat.

Comments