.Feast - Peradaban : (Lagi-lagi) Kekuatan Kata dalam Musik

Ilustrasi (Sumber:pexels.com)

Adanya tanda-tanda peradaban bukan hanya dari banyaknya tinggi gedung tinggi menjulang, melainkan kemanusiaan yang terbangun untuk memanusiakan manusianya. 

Mungkin pesan ini yang hendak dibawa oleh band dari Jakarta bernama .Feast. 

Band ini meluncurkan sebuah single yang berjudul Peradaban. 

Mungkin agak telat untuk menulis kritik tentang lagu ini, karena menurut detik.com lagu ini sudah diluncurkan sejak tahun 2018.

Monoton yang nikmat?

Lagu ini bisa dikatakan ber-genre rock dengan sedikit nuansa stoner didalamnya (biarpun lagu ini masih “terlalu halus” dikategorikan sebagai stoner). 

Dinamika lagu ini cenderung agak flat dan tidak ada alur dinamika yang signifikan. 

Meningkatnya melodi lagu satu oktaf saat refrain atau bagian verse ketiganya yang sangat mendadak tidak terlalu menolong dalam meningkatkan tensi dinamika lagu.

Interval lagu yang terdapat pada lagu ini tidak terlalu menantang.

Keadaan ini memberi kesan seolah-olah Baskara sebagai vokalis “bermain aman” dengan tidak menyanyikan lompatan nada yang sulit. 

Karakter warna suara dari Drumset yang terdengar pada lagu ini masih belum terdengar menyatu dengan suara bassnya. 

Banyak sekali blankzone antar bagian dari lagu ini yang sebenarnya masih bisa menjadi ranah eksplorasi yang menjanjikan. 

Malahan ada beberapa filler yang dilakukan oleh gitar yang terkadang penempatannya kurang pas.


(Lagi-lagi) Kekuatan Lirik

Biarpun progresi akor yang dimainkan sederhana, .Feast berhasil memilih progresi yang manis sehingga selaras dengan melodi lagunya. 

Alur lagu yang sederhana juga membuat lagi ini menjadi nyaman untuk didengar berkali-kali. 

Kekuatan yang besar dari lagu Peradaban adalah lirik lagunya. 

Narasi lagu ini sangat kental dengan konteks kehidupan Indonesia akhir-akhir ini. 

Seolah-olah .Feast ingin “menyerang” konservatisme latah yang terjadi di negeri ini. 

Pemilihan kosakatanya sangat hati-hati dan sangat seimbang, sehingga kita seolah-olah terlarut dalam narasi yang dibuat mereka.


"Karena Peradaban Tak Akan Pernah Mati"

Lagu yang dibuat sesuai konteks kekinian sangat memudahkan orang untuk mencerna lagu ini. 

Hal ini terbantukan dengan posisi domisili .Feast di Jakarta sehingga mudah booming secara nasional. 

Biarpun .Feast harus berhati-hati dan tetap bereksplorasi secara musikal pada karya-karya mereka selanjutnya. 

.Feast berhasil menacapkan karya musiknya dengan baik pada “Peradaban” musik Indonesia.

Comments